Dikatakan saat masih muda habiskan jatah kegagalan Anda agar nantinya kesuksesan hadir di depan mata. Namun hal tersebut harus diusahakan dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh bukan hanya bermain atau menunda pekerjaan. Umumnya masalah terberat saat ini adalah kata insecure tanpa melakukan tindakan.
Kebiasaan yang Dapat Merugikan Masa Depan Kaum Milenial
Belakangan ini meman marak beredar kata insecure terutama dikalangan remaja karena melihat kelebihan orang lain misalnya berhubungan dengan kekayaan, kecantikan, atau popularitas. Namun kebanyakan dari mereka tidak mau berusaha untuk mencapai tujuannya. Berikut ulasan lebih lengkapnya:
1. Menerapkan Gaya Hidup Sosialita
Trend dan lingkungan akan mempengaruhi penampilan setiap individu. Ketika seseorang ingin terlihat glamor maka ia akan menekan dirinya untuk membeli berbagai perlengkapan branded dengan berbagai cara. Bahkan seringkali melewati jalan pintas misalnya menjadi kupu-kupu malam atau pengedar narkoba.
Sebenarnya sifat tersebut bisa diminimalisir dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan memperbanyak rasa syukur. Dibanding untuk berfoya-foya ada baiknya sebagian harta diberikan kepada orang yang membutuhkan karena tingkat perekonomian di Indonesia sendiri belum sepenuhnya stabil.
2. Sering Menunda Pekerjaan
Deadline tugas yang panjang serigala akan membuat banyak orang memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan lain bahkan dikatakan kurang bermanfaat. Misalnya saja scroll TikTok, bergosip, atau terlalu overthinking. Akhirnya setelah waktu sudah hampir habis kegundahan mulai muncul karena belum mengerjakan sama sekali.
Perlu Anda ketahui meskipun selesai dalam waktu singkat, seringkali hasilnya jauh berbeda jika Anda mengerjakannya dalam tenggang waktu lama. Oleh sebab itu kebiasaan seperti ini harus diubah. Gunakan trik-trik khusus jika mengalaminya misalnya dengan menetapkan target dan menyusun jadwal dengan padat.
3. Melakukan Pola Hidup Kurang Sehat
Kebanyakan remaja masa kini menghabiskan waktunya dengan rebahan dan berselancar di media sosial. Bahkan tidak jarang mereka lupa makan jika sudah seru dengan dunia maya. Akibatnya ada banyak masalah kesehatan yang bisa saja menyerang misalnya maag, tifus, dan kekurangan gizi.
Di samping itu tubuh yang jarang digunakan untuk melakukan aktivitas fisik akan mudah terserang penyakit. Penyebabnya adalah sistem imun dalam tubuh semakin melemah meskipun badannya cenderung sering digunakan untuk istirahat. Ada baiknya meskipun hanya sebentar, pastikan setiap harinya berolahraga atau membantu orang tua.
4. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Kegiatan ini semakin parah saat teknologi seperti media sosial berkembang pesat. Penyebabnya yaitu setiap orang akan mudah melihat kehidupan individu lain yang diiringi dengan kebahagiaan. Padahal pada dasarnya belum tentu semua itu nyata karena di dunia maya mayoritas user akan membranding dirinya.
Semua yang ditampilkan sebagian besar hanya kebahagiaan hal-hal baik menurutnya. Misalnya saja mengenai wajah asli dan tampilan di media sosial. Belakangan ini marak netizen mengatakan jika di dunia maya dan nyata sangat berbeda. faktor utamanya adalah efek ponsel serta filter.
5. Terlalu Memikirkan Perkataan Orang Lain
Setiap individu memang tidak bisa membahagiakan semua orang, dalam artian akan ada saja yang membenci meskipun Anda selalu berbuat baik. mendengarkan hujatan netizen baik secara langsung maupun di media sosial akan membuat mental semakin down dan akhirnya jika tidak bisa membebaskan diri tentu mentalnya akan tertekan.
Pada akhirnya individu tersebut bisa terserang depresi atau mengubah gaya hidup dan penampilannya hanya untuk menerima pujian dari banyak orang. Pada tingkatan lebih parah, kondisi ini diyakini akan menjadi sebuah gangguan mental karena ketakutan ditinggalkan serta ingin selalu mendapatkan apresiasi.
6. Kurang Bersyukur
Hadirnya media sosial memang membuat masyarakat lebih mudah untuk mengetahui dunia luar tanpa adanya batasan. Dengan demikian ketika Anda melihat penampilan orang lain lebih baik akan timbul rasa keinginan untuk merasakan posisi sama. Hal ini akan membuat kurangnya rasa syukur.
Menurut salah seorang psikolog asal California mengatakan bahwa remaja yang sering mengucapkan kata syukur maka akan mendapatkan beberapa keunggulan di dalamnya hidupnya. Salah satunya yakni mudah diajak bekerja sama. Selain itu auranya selalu positif dan lebih kuat menghadapi ujian hidup.
Demikian penjelasan mengenai hal yang akan membuat kaum milenial terancam masa depannya. Jika mengalaminya, sebaiknya segera lakukan pencegahan. Bila perlu dikonsultasikan kepada ahli di bidang kejiwaan seperti psikolog atau lainnya.
