Life  

Mengapa Anak Broken Home selalu Menjadi Ejekan?

Gambar Mengapa Anak Broken Home selalu Menjadi Ejekan? - IYADEH.COM

Bullying dapat berupa kekerasan, tindakan penindasan, paksaan, ataupun ancaman yang dilakukan kepada orang lain. Adapun hal ini sudah sering terjadi di lingkungan sekolahan. Tidak terkecuali anak-anak broken home sehingga mudah sekali mereka menjadi bahan ejekan orang lain.

Alasan Mengapa Anak Broken Home Cenderung Diejek

Bullying memang termasuk salah satu tindakan penindasan kepada si kecil yang sampai saat ini masih marak terjadi. Khususnya di kalangan sekolahan. Padahal, tempat ini harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menuntut ilmu. Lalu mengapa anak broken home sering diejek? Di bawah ini alasannya:

1. Tidak Memiliki Kepercayaan Diri

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan broken home tentunya cenderung susah untuk memiliki kepercayaan diri. Adanya hal tersebut bisa memicu banyaknya bully terhadap si kecil. Terlebih hal seperti ini sudah sangat marak terjadi di sekolahan. Dimana seharusnya mereka mampu menunjukkan prestasinya.

Sebagai orang tua, walaupun sudah terpisah Anda tentunya tetap perlu mendampingi si kecil. Kepercayaan diri ini sendiri umumnya dilakukan untuk menutupi kekurangan dalam dirinya sehingga mereka pun akan sulit bersosialisasi di sekolahan. Baik itu dengan teman ataupun gurunya.

2. Kurang Memiliki Empati

Sejak masih usia dini, sangat penting bagi Anda untuk membekali si kecil dengan rasa empati kepada orang-orang sekitarnya. Sayangnya, anak-anak korban broken home cenderung kurang memiliki empati tersebut akibat pertumbuhannya benar-benar tidak terlalu diperhatikan oleh orang tuanya.

Tidak heran jika adanya hal ini bisa jadi penyebab utama mengapa anak anak yang tumbuh dengan orang tua broken home lebih mudah mendapatkan bullying. Sebagai solusinya, tetap dampingi anak walau sudah berpisah dengan pasangan. Didik si kecil dengan penuh kasih sayang agar bisa memiliki rasa empati.

3. Bebas dari Orang Tua

Ketika seorang anak terlalu bebas dari orang tua, maka biasanya sulit untuk diatur. Hal ini  juga bisa menjadi sebuah pemicu utama mengapa mereka cenderung menjadi sasaran empuk dari bullying. Oleh karena itu, meski sudah berpisah usahakan untuk tetap berada di samping si kecil.

Sangat tidak dianjurkan untuk terlalu membebaskan anak, seperti membebaskannya melakukan segala hal yang membuatnya senang. Pasalnya, perilaku tersebut bernama pola asuh permisif sehingga si kecil hanya akan tumbuh secara bebas tanpa adanya rasa bersalah terhadap sesuatu.

4. Senang Mengejek Orang Lain

Tahukah Anda, bahwa salah satu penyebab mengapa anak-anak broken home lebih mudah mendapatkan bullying adalah karakter si kecilnya sendiri. Akibat kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua maka bisa menyebabkan emosi tersendiri kemudian berimbas pada senang mengejek orang lain.

Meski awalnya dianggap bercanda tetapi tentu saja perilaku tersebut juga akan memicu adanya bullying-bullying lanjutan dari pihak lawannya. Terlebih, hal seperti ini bisa berlangsung secara terus menerus jika tidak ada peran orang tua yang membantu melerai sehingga sangat merugikan.

5. Kurang Mendapat Perhatian

Seperti yang Anda ketahui, tidak semua anak-anak di sekitar memiliki nasib beruntung. Sebagian dari mereka bahkan tumbuh di tengah-tengah keluarga broken home sehingga hal ini hanya akan menyebabkan banyak dampak negatif. Salah satunya seperti kekurangan perhatian dari ayah dan ibu.

Hal tersebut bisa menjadikan si kecil merasa sangat kesepian. Agar bisa mendapatkan perhatian lebih, maka bisa saja mereka akan melakukan hal-hal sebebas-bebasnya sehingga tidak jarang memicu reaksi bullying dari teman-temannya. Tentu saja sangat penting untuk tetap memperhatikan anak meski sudah bercerai.

6. Melakukan Kekerasan

Tidak banyak orang yang menyadari, bahwa anak-anak broken home cenderung memiliki emosi tidak stabil. Beberapa dari mereka bahkan tidak bisa mengontrolnya sehingga berakibat terjadinya kekerasan. Baik itu secara fisik maupun emosional. Dengan kata lain hal ini juga mampu memicu adanya bullying dari lingkungan sekitar.

Terlebih jika seorang anak menyaksikan secara langsung perkelahian antara ayah dan ibunya. Tentunya ia juga tidak segan untuk terdorong melakukan kekerasan pula. Adapun yang paling parah adalah mampu melakukan bullying kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya termasuk teman sekolahnya.

Itu tadi penjelasan lengkap mengenai alasan mengapa anak-anak broken home kerap menjadi sasaran bullying. Tentunya, sangat penting untuk tetap memberikan kasih sayang kepada mereka agar hal seperti ini dapat lebih diminimalisir. Terlebih, kehadiran orang tua di masa kecil tentu dapat membantu menyehatkan mental.

Exit mobile version